Kamis, 31 Desember 2009

Casanova is The World Greatest Lovers

Casanova, yang lahir 2 April 1725, hidup ketika Eropa sedang dilanda demam romantisme. Kaum romantik bermunculan dengan geliat pikiran tentang keindahan dan luhurnya kebajikan. Mereka mencintai hidup yang riang gembira, sukacita, dan kegairahan yang gilang gemilang. Mereka menolak kemapanan dan etika yang pada masa itu menjengahkan.
Romantisme sendiri adalah reaksi atas kehidupan Eropa abad 17 dan awal 18 yang tenang sekaligus mapan. Sementara kaum romantik menginginkan hidup yang bergairah, dunia masa silam yang eksotis, dan rimba raya yang liar tapi bersahaja.
Kepribadian kaum romantis inilah barangkali yang tercetak biru pada diri dan kisah hidup Casanova. Tampaknya ia mewakili kepribadian kaum romantis yang kebanyakan suka petualangan, penuh hasrat dan sentimentalis yang menggebu-gebu, serta sering tenggelam dalam gejolak hati yang tak tertahankan. Namun juga menikmati keagungan ilahiah dan terpana-pana pada keajaiban mistik Tuhan—ia menganggap dirinya selalu beruntung karena campur tangan tuhan atas hidupnya. Inilah mengapa ia dianggap sebagai sosok yang kontradiktif. Ia baik hati , ia perasa .
Seperti kepribadian kaum romantik, Casanova cenderung berusaha mengucilkan diri dari ikatan sosial yang lebih luas dan memproklamasikan diri sebagai manusia bebas. Ia mengatakan dalam memoarnya, “Manusia itu bebas, tapi kebebasan itu tak akan dinikmatinya jika dia tidak percaya bahwa dirinya bebas.” (h.19). Kebebasan itulah yang tampaknya betul-betul disadarinya sebagai manusia. (Kutipan Gita : Giacomo Casanova " Casanova ") 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar